Header Ads

Sempuyun : Bang Subur, Pengrajin Yang Cinta Kesenian Tradisional

Sempuyun - Kalau Sahabat pas bertandang ke Pujon, tepatnya ke Dusun Sebaluh Pandesari  Kecamatsn Pujon - Malang Barat. Tu tu...yang ada patung sapinya.  Nama sedulur kita yang satu ini bisa dipastikan semua warga disitu akan mengenalnya. Bang Bang Subur Prayitno, ya, Bang Subur yang disini lebih akrab dengan panggilan Eyang Suburnya, gantengnya wong sak Pujon, hehehe...


Pujon
Ketua Komunitas Sempuyun Pujon[/caption]

Keseharian Bang Subur, adalah sebagai pengrajin cincin, dimana tiap hari rumahnya tidak pernah sepi dari para prmesan dan langganan.
Alamat Bang Subur tepatnya berada di Dukuh sebaluh, Desa Pandesari RT 17 - RW 04. Tepat masuk di gang kanan Jalan Raya sebaluh, dengan tulisan gang masuk " Subur Cincin.

Berorganisasi positif adalah salah satu hobby dari Bang Subur. Lelaki keren yang menjadi Ketua Paguyuban Sempuyun ini, juga sanga mencintai kesenian Tradisional. Oleh karenanya, dia slalu aktif dalam berkesenian, baik sebagai pemeran ataupun terkadang sebagai MC dalam tiap pementasan kesenian tradisional.

Kecintaan akan seni adalah wujud dari kecintaannya pada sejarah, menurutnya,
"Dengan sejarah orang bisa mengetahui jati diri adat istiadat tata krama dll" ungkapnyapada divisi multimedia Komunitas Sempuyun.

Tanpa sejarah orang akan sombong ibarat kacang lupa kulitnya, sambung Dia.
"Begitu juga, mencintai seni, haruslah disertai hobby, dengan seni kita bisa mencurahkan ketrampilan. Kepenatan, kekesalan bahkan kemarahan kalau itu semua kita wujudkan dengan seni akan tercipta mahakarya yang akan bisa di nikmati serta berguna buat masyarakat."

Apapun bentuk penyaluran seni, baik seni musik, lukis, tari, pahat, semuanya akan menjadikan kita lebih bisa mengespresikan diri, memiliki karya yang lama kelaan akan memberikan nilai tersendiri bagi kehidupan disamping, denganya berarti ikut menghargai sejarah serta mewarisi keadhiluhungan leluhur, yang terkenal dengan ketrampilan dan ketekunan dalam mempersembahkan satu maha karya.

" Kita tau bahwa negara kita kaya akan ragam budaya tradisional, kalau bukan kita2 yang menyintai dan melestarikannya siapa lagi? Masak harus bercuek ria membiarkannya punah, serta harus ke negara lain anak cucu kita kelak, jika ingin belajar?! intinya dengan budaya kita bisa saling menghormati, menghargai leluhur, sesama dan bangsa." Pungkasnya sembari mempersilahkan nyruput kopi.

Tidak ada komentar